Headlines News :
Home » » Perjanjian Nafs (Alam Ruh)

Perjanjian Nafs (Alam Ruh)

Written By Unknown on Sabtu, 13 Juli 2013 | 00.06

Perjanjian Nafs (Alam Ruh) Dan Bingkisan Manusia Untuk ALLAH, Dibalik Dua Pintu Manusia Dunia Dan Kelahiran Serta Akhirat Dan Kematian Serta Bertaubatlah Selagi Jasad Masih Bernyawa
Posted: 1 Juli 2012 in Kajian   
Kaitkata:Ajal, Akhirat, alam ruh, Bernyawa, Bingkisan, Dibalik Pintu, Dua Pintu, Dunia, hadiah, Jasad, kabar, kado, Kelahiran, Kematian, Manusia, Perjanjian Nafs, rahmad, Renungan Kehidupan, roh manusia, Taubat 12

Cahaya Di Atas Cahaya
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Selamat Rahmad dan Berkah ALLAH, semoga tetap padamu..

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Firman ALLAH Ta’ala :

يَعْلَمُونَ ظَاهِراً مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. Ar-Ruum: 007.

Betapa besar arti sebuah pintu bagi kehidupan manusia, dengan dia (Pintu) itu hingga engkau dapat berlindung dari sekalian kejahatan malam dan siang didalam rumahmu. Pintu adalah suatu pemberi kabar bagimu atas sekalian apa-apa yang berada dibalik pintu itu, apakah ia suatu kabar yang baik ataukah suatu kabar yang buruk.

Pintu Dunia

Pintu menuju kehidupan manusia didunia ialah kelahiran, setelah perjanjian yang utama antara seorang hamba dengan Tuhan-nya agar pada kala itu seorang manusia mengambil janji kepada Tuhan-nya agar semasa ia hidup ia tiada akan ingkar dalam memper-Tuhan-kan ALLAH dan tiada menyekutukan ALLAH dengan suatu juapun. Dan demikianlah adanya sebelum ALLAH meniupkan ruh itu pada jasad (janin) dalam kandungan seorang Ibu.

ALLAH Subahana wa Ta’ala berfirman:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”. QS. Al A’raaf : 172

ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya (manusia) roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. As-Sajdah:009.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Bersabda :

Dari ubay bin Ka’ab ia mengatakan, “Mereka (ruh tersebut) dikumpulkan, lalu dijadikan berpasang-pasangan, baru kemudian mereka dibentuk. Setelah itu mereka pun diajak berbicara, lalu diambil dari mereka janji dan kesaksian, “Bukankah Aku Tuhanmu?”, mereka menjawab “Benar”. Sesungguhnya AKU akan mempersaksikan langit tujuh tingkat dan bumi tujuh tingkat untuk menjadi saksi terhadap kalian, serta menjadikan nenek moyang kalian Adam sebagai saksi, agar kalian tidak mengatakan pada hari kiamat kelak, “Kami tidak pernah berjanji mengenai hal itu”.

Ketahuilah bahwasanya tiada Tuhan selain Aku semata, tidak ada Rabb selain diriKU, dan janganlah sekali-kali kalian mempersekutukanKU. Sesungguhnya Aku akan mengutus kepada kalian para RasulKU yang akan mengingatkan kalian perjanjianKU itu. Selain itu Aku juga akan menurunkan kitab-kitabKU”. Maka merekapun berkata, “Kami bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan kami, tidak ada Tuhan bagi kami selain hanya Engkau semata”.

Dengan demikian mereka telah mengakui hal tersebut. Kemudian Adam diangkat dihadapan mereka dan ia (Adam) pun melihat kepada mereka, lalu ia melihat orang yang kaya dan orang yang miskin, ada yang bagus dan ada juga yang sebaliknya. Lalu Adam berkata, “Ya Tuhanku, seandainya Engkau menyamakan di antara hamba-hambaMU itu”. Allah menjawab, “Sesungguhnya Aku sangat suka untuk Aku disyukuri”. Dan Adam melihat para nabi di antara mereka seperti pelita yang memancarkan cahaya pada mereka”. (HR. Ahmad)

Hingga kemudian benarlah suatu kejadian itu bermula daripada manusia itu, oleh karena pintu dunia baginya telah di buka oleh ALLAH Tabaraka wa Ta’ala dengan sekalian Kehendak lagi Pengetahuan-Nya. Dan manusia telah mengakui lagi diambil ALLAH kesaksian atas mereka, mereka (manusia) berkata bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain daripada ALLAH semata. Hingga kemudian, ALLAH Tabaraka wa Ta’ala menghimpunkan ruh manusia itu kedalam tubuh (Janin) dalam kandungan(Rahim) sang Ibu. Serta merta sekalian manusia, tiadalah seorang juapun yang luput dari persaksian itu. Karenanya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala mengutus empat orang Nabi/Rasul untuk membawa risalah-Nya yaitu untuk memperkenalkan ALLAH kepada semua ummat manusia, Oleh karena dengan fitrah ALLAH yang mulia bahwa bagi semua manusia mesti terlupa akan perjanjian nafs (alam ruh) dikala manusia itu menjalani dunianya. Seumpama Nabi Daud Alaihissalam dengan Zabur ditangannya, Nabi Musa Alaihissalam dengan Taurat, serta Nabi Isa Al-Masih Alaihissalam dengan Injil ditangan-Nya, hingga kemudian Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan A-Qur’an. (Afwan, bahwa dalam keempat agama samawi ini tidak ada yang bernama Agama kristen, Insha ALLAH..akan saya posting pada kesempatan yang lain).

Maka akhi lagi ukhti sekalian manfaatkan sekalian waktu dan kehidupan didunia dengan berbanyak-banyak ibadah kepada ALLAH, dan janganlah sekali-kali engkau menunggu waktu dimana niatmu untuk bertaubat di suatu masa nanti yang tiada engkau ketahui, melainkan bertaubatlah sejak dini. Walau sekiranya engkau tiada berbuat banyak atas dosa-dosa besar namun tiadalah jua luput daripadamu atas dosa-dosa kecil itu. Jikalaulah engkau berusia muda, maka bertaubatlah..sedang amalan disisa jatah hidup yang hendak engkau peroleh adalah terlebih banyak untuk engkau kumpulkan. Dan merugilah bagi yang berniat bertaubat di masa tuanya, sedang ia tiada beroleh amalan yang banyak melainkan masa mudanya yang tersiakan karena perdaya kehidupan dunia ini. Dan bertaubatlah..selagi jasad masih bernyawa.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

Ibnu umar Ra, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memegang pundaku lalu bersabda’ Jadilah engkau di dunia laksana orang asing atau orang yang menyebrangi jalan, “bila engkau berada di sore hari, maka jangan menunggu datangnya pagi; dan bila engkau di pagi hari, maka jangan menunggu datangnya sore, Manfaatkan waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu (HR Bukhari)

Pintu Akhirat

Sedang pintu menuju pada kehidupan akhirat itulah ajal manusia, ketika seorang malaikat ALLAH hampir daripada manusia itu sebagai pertanda bahwasanya saatnya manusia itu dikembalikan kepada Rabbnya Yang Maha Mulia. Yang mana tiadalah ia membawa seuatu apapun yang ia peroleh selama ia hidup di muka bumi melainkan hanya amalannya semata.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

Dari Anas ra, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “yang mengikuti mayat itu ada tiga , yaitu : Keluarga, harta benda, dan amal perbuatannya , yang dua kembali dan yang satu tetap bersamanya yaitu keluarga dan harta bendanya kembali dan amal perbuatannya tetap bersamanya (Hr Bukhari dan muslim)

Dan pintu itu telah terbuka, malaikat telah merenggut seorang manusia atas panggilan Rabbnya. Kehidupan didunia yang dahulu bergelimang harta benda kini tiada lagi melainkan amalannya itulah yang diperhitungkan disisi Tuhannya.

Firman ALLAH Ta’ala :

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُم حَفَظَةً حَتَّىَ إِذَا جَاء أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لاَ يُفَرِّطُونَ

Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Al-An’aam : 061

Karenanya wahai akhi lagi ukhti sekalian, engkau bawalah suatu cindera mata yang indah untuk ALLAH ketika engkau hendak menemui-Nya kelak sekembalinya kamu dari dunia ini. Sesungguhnya cindera mata itu adalah amalan ibadahmu yang baik lagi banyak, sedang ALLAH menyambut kehadiratmu disisi-Nya dengan senyum-Nya dan berkata “kemarilah hambaku..sesungguhnya engkau termasuk pada golongan manusia yang mendapat Rahmad-Ku”.

Sedang bagi orang-orang kafir yang telah menyalahi perjanjian mereka di alam ruh maupun muslim yang berlumur dosa tiadalah bagi mereka kesukaan disisi ALLAH melainkan Murka-Nyalah di atas wajah-wajah mereka, sedang cindera mata dalam genggamannya itu adalah lusuh dan berbau busuk dan tiadalah diterima amalan – amalan mereka oleh karena dosa-dosa besar yang terlampau banyak.

Tiadakah engkau sadar wahai akhi lagi ukhti sekalian..bahwa ketika ALLAH hendak meniupkan ruh kejasadmu terdahulu adalah ALLAH memberimu bingkisan menuju duniamu dan akan engkau bawa pula bingkisan itu kehadapan ALLAH ketika engkau kembali pada-Nya. Maka disisa jatah hidup yang tiada akan berlangsung lama ini, janganlah engkau siakan dengan tipu daya dunia yang sifatnya memperdaya.

Pertanyaannya : Sudahkah antum/anti mempersiapkan sebaik-baik bingkisan itu untuk dibawa kepada ALLAH ??

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

“Perbandingan dunia dan akhirat adalah seperti seseorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya”. (HR Muslim dan Ibnu majah)

Demikianlah manusia, ia mengira bahwa kehidupannya didunia belumlah cukup sedang ia telah kembali pada Rabbnya. Dan ketika menemui Tuhannya tiadalah ia bersuka cita di muka bumi melainkan sekejap saja dan akan ia dapati hasil daripada apa-apa yang ia upayakan dahulunya didunia. Melupakan ALLAH dan ajaran-Nya semasa manusia hidup didunia menjadikannya hidup dengan sia-sia, sedang bagi yang senantiasa mengingat ALLAH dan mengikuti ajaran-Nya semasa hidup didunia, maka sesungguhnya itulah kemenangan yang besar baginya. Dan suatu penyesalan karena perkara dunia, tiadalah berlangsung lama. Sedang penyesalan karena perkara akhirat itulah yang baka, dan terpenjaralah ia sepenuhnya dalam penyesalannya untuk selama-lamanya. Wallahu Ta’ala A’lam

Jika terdapat suatu perkataan yang tiada berkenan bagimu, maka kepada ALLAH aku memohon ampun sedang kepada kamu sekalian aku memohon maaf.

Jazzakumullahu khairaan katsiron..
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Pidato Sunda - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template